Kala pertama kali menonton film 500 Days of Summer tahun 2010 silam, saya sebagai pria merasa sangat senang dan terwakili. Visualisasi galau dan jatuh bangunnya Tom Hansen dalam mengejar Summer Fin terasa sangat personal dan sangat nyata. Termasuk bagian ending saat Summer memutuskan untuk menikah dengan pria lain yang belum lama dia kenal.
Setelah menonton itu saya berkesimpulan bahwa walaupun seorang pria sudah berupaya maksimal dan habis-habisan seperti Tom, pada akhirnya ada perempuan seperti Summer yang mengabaikannya dan memilih untuk bersama dengan orang lain.
Terkadang, secantik dan semenarik apapun perempuan, bisa jadi dia brengsek.
Continue reading “#20 – Days of Manic Pixie Dream”