“Yakin rumahnya yang ini?” tanya Sisca. Danu mengangguk singkat, sambil memarkirkan mobilnya di halaman depan. Setelah mematikan mesin dia keluar dari dalam mobil, lalu melihat ke sekeliling. Rumah itu tampak berantakan. Ilalang tumbuh subur di setiap sudut taman. Debu dan sampah menumpuk di sana sini.
“Seingatku dulu rumahnya tak sebobrok ini,” gumam Danu. Dia merasa udara di sekitarnya berat karena bau apek yang menyeruak dari dalam rumah. “Kamu nyium bau apek, ga?”
“Kayaknya dari dalam rumah. Kapan terakhir kali rumah ini ditempati?” jawab Sisca sambil menutup hidung.
“Paman meninggal lima tahun yang lalu. Sejak itu rumah ini nggak pernah ditempati lagi.”
Continue reading “[Fiksi] – Rumah Pesirkus”