[Fiksi] – Taman Tamasya Tak Hingga

Milo sedang menyeduh secangkir kopi ketika menyadari layar monitornya berpendar. Milo menoleh, tapi dia tampak ragu-ragu. Dia menelengkan kepalanya sedikit, sembari memperhatikan kerlap-kerlip cahaya yang muncul di layar monitor. Milo ingat bahwa terakhir kalinya benda itu berpendar adalah 58.347 hari yang lalu. Jadi bisa dibilang sudah cukup lama. 

Continue reading “[Fiksi] – Taman Tamasya Tak Hingga”

[Fiksi] – Simbol (Bagian II – Selesai)

Kami menyusuri sebuah lorong yang panjang dan gelap. Penerangan hanya berasal dari satu-dua lampu LED yang berada di langit-langit. Kapten berjalan paling depan sementara Ollie berjaga paling belakang. Di antara mereka berdua aku dan Lewis berjalan beriringan. Aku berjaga dengan extra siaga karena Lewis hanya bisa menggunakan sebelah tangannya.

Continue reading “[Fiksi] – Simbol (Bagian II – Selesai)”

[Fiksi] – Simbol (Bagian I)

Kami berlima meringkuk di balik sebuah tembok beton reruntuhan bangunan peradaban lama. Di seberang sana riuh dengan desingan senapan laser dan dentuman granat antimatter. Tentara Imperium dan Republik perlahan tapi pasti mulai merangsek masuk dan menjadikan tempat ini arena pertempuran.

Negara kecil ini akan segera hancur. Tapi sebelum itu terjadi, kami harus bisa mengambil benda yang menjadi penyebab semua peperangan ini. Sebuah harapan. Sebuah simbol.

Antara kami dan tempat benda itu disimpan, berdiri beberapa buah Crawler, robot-monster setinggi tiga meter. Cakar-cakar mereka berlapis baja, bisa dengan mudah mengoyak dinding beton. Keenam mata mereka berputar liar, mengawasi keadaan sekitar. Punggung mereka berdengung, dengan lubang-lubang yang mengeluarkan asap panas.

Continue reading “[Fiksi] – Simbol (Bagian I)”